MotoGP India 2023 Kacau: Visa Tak Keluar, Akomodasi Mahal, Ancaman Virus Nipah

Persiapan MotoGP India 2023 yang akan digelar di Sirkuit Buddh pada 22-24 September mendatang mengalami sejumlah kekacauan. 
 
 
Yang pertama adalah masalah visa yang belum keluar.
 
Dikutip dari Speedweek, Dorna dan promotor lokal telah meminta kru MotoGP untuk mengajukan visa sejak Agustus lalu. Namun kebanyakan visa baru keluar menjelang hari-H Moto GP India 2023.
 
Honda Racing Corporation (HRC) mengungkapkan ada sekitar 30 anggota kru tak kunjung mendapatkan visa India jelang keberangkatan pada Senin (18/9). Akibatnya banyak dari mereka ketinggalan pesawat.
 
"Lebih dari 30 orang anggota tim kami tidak bisa naik pesawat," kata juru bicara HRC.
 
Masalah yang sama juga dialami tim Liqui Moly Moto3. Peter Otti, sang pemilik tim, mengungkapkan dari 14 anggota timnya, hanya tiga yang mendapatkan visa hingga hari keberangkatan. 11 orang yang visanya belum turun harus membeli tiket baru.
 
"Ditambah lagi, foto seorang mekanik dari Moto2 masuk ke visa saya. Koordinator tim kami, Susanna Sola, justru mendapat visa hingga dua kali," kata Otti.
 
KTM juga mengalami masalah yang sama. Wakil presiden  Road Racing Pierer Mobility AG (KTM, GasGas, dan Husqvarna) Jens Hainbach, mengatakan ada 50 anggota timnya yang visanya belum turun juga padahal sudah H-1 penerbangan.
 
"Kami semua belum memiliki visa. Ada 50 orang yang dijadwalkan berangkat dari berbagai bandara di Eropa besok sepanjang hari. Kami diberitahu bahwa visa harus dikirim mulai 24 jam sebelum keberangkatan." ujar Hainbach.
 
Selain itu, dikutip dari Fairstreet Sports, banyak jurnalis yang selalu meliput MotoGP sepanjang musim juga tak kunjung mendapatkan visa jelang penerbangan. Padahal mereka telah membayar hingga 120 euro untuk membuat visa melalui agensi terpilih.
 
 
Masalah selanjutnya adalah mahalnya biaya akomodasi.
 
Dilansir dari Speedweek, beberapa tim mengeluhkan biaya transportasi yang tinggi dan harga hotel yang dibuat mahal Untuk MotoGp 2023.
 
Bahkan menurut bos tim Liqui Moly Husqvana Moto 3, Petter Otti, ini adalah salah satu balapan termahal.
 
"Ini adalah salah satu balapan termahal, harga hotelnya sangat tinggi," kata Otti.
 
Florian Prustel, bos PrustelGP, juga setuju dengan pernyataan Peter Otti.
 
"India adalah Grand Prix yang sangat mahal bagi kami. Penerbangan, visa, hotel, dan layanan antar-jemput sangat mahal. Selain itu, menyediakan makanan dan minuman yang bergizi tidaklah mudah. Tim sangat takut dengan infeksi akibat makan sembarangan." ungkap Prustel.
 
 
Masalah ketiga adalah Virus Nipah.
 
Virus Nipah sedang ramai dibicarakan di India akhir-akhir ini. Virus Nipah menyebabkan peradangan otak yang berbahaya. Virus ini menyebabkan dua orang meninggal dunia dan pemerintah India melakukan lockdown di wilayah Kerala. Untungnya wilayah Kerala berjarak 2.600 km dari Sirkuit MotoGP India 2023.

Rahmah Devi Aninda

17 News posts